Annyeonghaseo Chingudeul ^_^

Welcome to My Twenty Seven Place...^_^

Rabu, 25 Mei 2016

Morning Glory

Selamat pagi, kamis 26 Mei 2016
Hari ini adalah H-1 seminar hasil penelitian dan kompre.
Bicara soal seminar hasil, jadi teringat sesuatu. Sempat dibilang penipu gara-gara seminar hasil ini sama seseorang yang cukup penting -_- tapi yaa, its okey, itu terserah dia mau bilang apa.
Dia adalah orang yang paling bisa dan selalu dan entah sampai kapan dan kenyataannya saat ini masih membuat saya galau. Namun kenyataan lainnya, dia memiliki seseorang yang sedang dicintainya walaupun statusnya single, tapi tidak dengan status hatinya. Hatinya sudah sold out -_-
Dan bodohnya lagi, saya dengan sengaja mencari cari penyakit dengan mulai stalkingin dia lagi di facebook dan bbm messanger. Dan penyakit ini semakin parah dikala dia update status tentang someone yang udah bikin hatinya sold out. Omg! Bisa kebayang nggak gimana resahnya perasaan menetap saya ini, dikala saya butuh penyemangat buat jadi amunisi melawan penyakit lainnya yang bernama "skripsi".
Tapi saya tidak sedih :) anggap saja ini bagian dari alur kehidupan luar biasa seorang Foppy Inten Furwandari. Mau sesedih dan segembira apapun itu, toh masih tetap kisah saya bukan kidah orang lain.
-the end-

Jumat, 20 Mei 2016

Sudut Pandang 1.0

Selamat pagi 😊
Sebelumnya mari kita ucapkan terima kasih karena masih diberi nafas oleh yang maha pencipta.
Semoga hari ini berkah, aminn allahumah amin 😌

Pagi ini didalam sujud subuh, tiba-tiba terlintas sebuah pikiran yang membuat saya ingin menulisnya agar kelak bisa selalu sayang ingat.

Ini tentang sudut pandang kita sebagai pelaku dan korban.
Selama ini kita pasti hanya berfikir kenapa kita selalu saja disakiti, dibodohi, dan diperlakukan layaknya korban.
Merasa bahwa kita paling dijahatin diseluruh alam semesta sama si pelaku.

Namun, coba kita alihkan sudut pandang kita menjadi sudut pandang sebagai pelaku. Fikirkan, kenapa pelaku melakukan itu. Semua tindakan berawal dari sebuah alasan. Bisa jadi, pelaku berbuat seperti itu karena kita yang memberi kesempatan.

Dengan kata lain kita adalah alasan mengapa dia menjadi seperti itu. So, jangan terlalu menyalahkan pelaku untuk mendamaikan hatimu. Bisa jadi kamu adalah penyebab dan alasan. Jadi salahkan dirimu dulu sebelum menyalahkan pelaku.